Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, mengumumkan rencana aksi besar-besaran yang akan dilakukan oleh puluhan ribu buruh di seluruh Indonesia untuk menuntut kenaikan upah sebesar 15% di tahun 2024. Menurut Said Iqbal, pemerintah harus segera meningkatkan upah minimum regional (UMR) sebesar 15% pada tahun 2024, sesuai dengan aturan yang mengharuskan penetapan UMR 60 hari sebelum pemberlakuan, yaitu pada tanggal 1 Januari 2024. Namun, hingga saat ini pemerintah masih bingung dan mencoba mengakali agar kenaikan upah buruh lebih rendah dari TNI/Polri dan Pensiunan.
Said Iqbal menjelaskan bahwa tuntutan kenaikan upah sebesar 15% didasarkan pada alasan bahwa Indonesia telah masuk ke dalam kategori upper middle income country dengan pendapatan per kapita minimal US$ 4.500 per tahun, yang jika dirupiahkan menjadi sekitar Rp 67,5 juta per tahun atau sekitar Rp 5,6 juta per bulan. Sementara itu, upah minimum nasional yang ada saat ini baru mencapai Rp 3,7 juta. Menurut Said Iqbal, tuntutan kenaikan upah sebesar 15% adalah rasional karena berdasarkan acuan Jakarta, perbedaan antara upah minimum saat ini sebesar Rp 4,9 juta dan tuntutan upah minimum baru sebesar Rp 5,6 juta bertemu di angka 15%.
Said Iqbal juga menyampaikan bahwa ia telah berdiskusi dengan beberapa tokoh terkait kenaikan upah di berbagai negara. Sebagai contoh, Brazil menaikkan upah minimum sebesar 13% meskipun pertumbuhan ekonominya di bawah Indonesia, yaitu sekitar 3%. Ia juga menyebutkan perjuangan Serikat Buruh di Amerika yang berhasil menggolkan tuntutan kenaikan upah sebesar 30%, serta kenaikan upah di Jerman dan Inggris sekitar 25% meskipun sedang mengalami penurunan ekonomi. Oleh karena itu, Said Iqbal mengingatkan agar Menteri Ketenagakerjaan dan Perhimpunan Pengusaha Indonesia (Apindo) berhati-hati dalam memutuskan tuntutan kenaikan upah tersebut, karena bisa memicu mogok nasional.
Partai Buruh berencana melakukan aksi demonstrasi besar-besaran mulai tanggal 7 November di Jakarta dan akan berlanjut ke berbagai daerah di Indonesia. Jika tidak ada titik temu, Partai Buruh juga telah menyiapkan aksi mogok nasional dengan melibatkan 5 juta buruh. Said Iqbal menegaskan bahwa pihaknya akan menghentikan produksi dan melakukan unjuk rasa di pabrik, dan aksi mogok nasional akan diorganisir oleh Serikat Buruh, bukan oleh Partai Buruh.