portal berita online terbaik di indonesia

Gencatan Senjata dan Respons Dunia Terkait 7 Peristiwa Terbaru Perang Hamas-Israel

Konflik antara Israel dan Palestina telah berlangsung selama 47 hari berturut-turut sejak 7 Oktober. Pasukan Israel telah menyerang wilayah kantong Gaza dari utara hingga selatan. Dampaknya adalah bencana kemanusiaan yang semakin memburuk dengan runtuhnya layanan medis dan komunikasi di Kota Gaza.

Namun, ada langkah maju dalam upaya perdamaian dengan kesepakatan gencatan senjata selama 4 hari dan pembebasan sejumlah sandera. Dikutip dari berbagai sumber, berikut update terkait situasi di Jalur Gaza, Tepi Barat, dan wilayah lainnya pada Rabu (22/11/2023).

Kementerian Kesehatan Palestina dan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina mencatat bahwa ada setidaknya 14.100 korban tewas, termasuk 5.600 anak-anak dan 3.550 wanita di Jalur Gaza. Korban luka-luka mencapai 33.000 orang, dengan sekitar 70% di antaranya adalah anak-anak dan perempuan. Sekitar 6.800 warga dilaporkan hilang di Gaza. Di Tepi Barat, tercatat 219 orang tewas, termasuk 50 anak-anak, dan lebih dari 2.750 luka-luka. Sementara di Israel, jumlah korban tewas sekitar 1.200 orang dan luka-luka sebesar 5.600 orang. Jumlah korban termasuk 53 jurnalis yang telah terbunuh sejak perang dimulai pada 7 Oktober.

Israel dilaporkan melakukan serangan di dekat Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara. Lebih dari 60 orang tewas dan sekitar 1.000 orang terluka di rumah sakit tersebut. Serangan ini disebut melanggar prinsip kemanusiaan. Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, mengutuk kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel. Menurutnya, jeda pertempuran merupakan “preseden yang berbahaya”. IDF mengklaim telah menemukan dan menghancurkan sekitar 400 terowongan di Jalur Gaza yang digunakan oleh Hamas.

Paus Fransiskus menyebut konflik Israel-Hamas telah menjadi “terorisme” dan berbicara mengenai penderitaan kedua belah pihak. Reaksi internasional terhadap gencatan senjata bervariasi, dari ucapan terima kasih hingga harapan agar kesepakatan ini dapat meringankan krisis kemanusiaan.

Menteri luar negeri dari Arab Saudi, Mesir, dan Yordania menyambut baik perjanjian gencatan senjata, tetapi menekankan perlunya perpanjangan kesepakatan tersebut. Mereka menekankan bahwa perjanjian ini akan membuka jalan untuk diskusi tentang solusi dua negara.

Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas memberikan harapan untuk meredakan konflik yang telah berlangsung puluhan tahun. Semoga langkah-langkah menuju perdamaian akan terus diupayakan demi masyarakat di wilayah tersebut.