Jakarta, CNBC Indonesia – Target pertumbuhan ekonomi calon presiden (capres) RI Prabowo Subianto menjadi sorotan media asing. Ini terjadi setelah calon nomor urut 2 tersebut unggul dalam quick count dan real count sementara KPU RI, yang diyakini dapat mengamankan kursi kepresidenan.
Media bisnis dari Singapura, Business Times, menyoroti bagaimana Prabowo optimis dalam mencapai target tersebut dalam lima tahun ke depan. Dalam artikel berjudul “Indonesia’s Prabowo aims high, shoots for 8% GDP growth in the next 5 years”, disebutkan bahwa target pertumbuhan sebesar 8% ini lebih tinggi dari target Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini sebesar 7%.
“Target 8% juga lebih tinggi dari perkiraan bank sentral yang mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia kemungkinan hanya sekitar 4,7 hingga 5,3% dalam dua tahun ke depan, karena ketidakpastian global yang terus berlangsung,” tulis media tersebut pada Rabu (6/3/2024).
“Penyusutan tahunan sebesar 8% diharapkan dapat meningkatkan produk domestik bruto (PDB) per kapita negara tersebut menjadi US$25.000 (sekitar Rp 392 juta) pada tahun 2045, dan dapat menciptakan 10 juta lapangan kerja,” tambahnya.
Kantor berita bisnis lainnya, Straits News Global, juga menyoroti ambisi besar Prabowo ini melalui artikel “Indonesia’s Presumed President Vows To Push Economic Growth To 8%”. Sama seperti Business Times, media tersebut menyebut perkiraan pertumbuhan tersebut sebagai sesuatu yang ambisius.
Hal ini dikarenakan ekonomi Indonesia belum pernah tumbuh melebihi level sekitar 5%, bahkan dalam satu dekade terakhir.
“Indonesia merupakan salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat di dunia dan berada di garis depan rantai pasokan kendaraan listrik berkat cadangan nikel yang sangat besar,” lapor media tersebut.
“Pencapaiannya dalam kampanyenya melibatkan reformasi dan privatisasi badan usaha milik negara di Indonesia,” tambahnya.
Sementara Financial Times dan Reuters menyoroti Prabowo yang berkomitmen untuk menjaga kekuatan fiskal dan meningkatkan pengumpulan pajak. Ini dilakukan untuk mengatasi kekhawatiran ekonom dan investor bahwa ia mungkin menerapkan kebijakan populis yang dapat menguji ketahanan fiskal Indonesia.
Mereka juga menyoroti salah satu janji kampanye Prabowo untuk memberikan makanan dan susu gratis kepada anak-anak sekolah di seluruh Indonesia. Hal ini diperkirakan akan memakan biaya sebesar Rp460 triliun, sekitar 2% dari PDB RI.
Keduanya juga menyoroti pernyataan Prabowo tentang tindakan demokratis pemerintahannya. Namun, ia mengakui bahwa demokrasi di Indonesia masih memerlukan banyak perbaikan.
“Demokrasi sangat melelahkan. Demokrasi sangat berantakan, demokrasi sangat, sangat mahal. Dan kami masih belum puas dengan kondisi demokrasi kami. Masih banyak ruang untuk perbaikan,” kutip keduanya dari pernyataan Prabowo.
[Artikel Selanjutnya: Media Asing Sorot Pilpres RI, Capres Ini Jadi Unggulan]
(sef/sef)