Jakarta, CNBC Indonesia – Seorang detektif swasta asal Israel menjadi buronan FBI. Sebuah laporan menyebutkan bahwa detektif tersebut diduga terlibat dalam aktivitas peretasan.
Mengutip laporan Reuters, detektif swasta tersebut telah mengakui kepada rekan-rekannya bahwa ia telah diinterogasi oleh agen FBI terkait pekerjaannya di perusahaan DCI Group di Washington.
Pada 30 April lalu, detektif bernama Amit Forlit ditangkap di Bandara Heathrow, London, atas tuduhan kegiatan kriminal di dunia maya. Jaksa di London menyatakan bahwa Forlit terlibat dalam skema peretasan dan menyewa seorang peretas untuk menargetkan beberapa klien, termasuk sebuah perusahaan humas berbasis di Washington.
Dua hari setelah penangkapan, dia dibebaskan namun kembali ditangkap beberapa hari kemudian dengan tuduhan yang sama. Badan Kejahatan Nasional Inggris dan pengadilan London akhirnya memutuskan untuk membebaskannya dengan jaminan.
Forlit sudah menyerahkan paspornya dan tidak diizinkan meninggalkan Inggris.
“Dalam pernyataannya, Forlit mengatakan, ‘Saya tidak pernah menyuruh peretas dan membayar untuk melakukan peretasan,'” seperti yang dikutip dari Reuters pada Minggu (26/5/2024).
Reuters juga melaporkan bahwa Aviram Azari adalah satu-satunya orang yang pernah dihukum dalam penyelidikan serupa. Pada tahun 2023, detektif Israel tersebut dijatuhi hukuman penjara. Forlit mengakui bahwa Azari melakukan tindakan atas nama dirinya.
Forlit juga pernah bertemu dengan pejabat FBI untuk menanyakan apakah akan ditangkap ketika memasuki Amerika Serikat. Forlit kemungkinan ditanya mengenai pekerjaannya di DCI saat pertemuan akhir tahun 2021 di kedutaan AS, London.
Di gugatan terpisah, Forlit pernah digugat oleh eksekutif penerbangan Farhad Azima pada tahun 2016. Gugatan di pengadilan New York menyebutkan bahwa warga Israel tersebut telah mencuri email Azima.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya:
Israel Menggila, Hujani Rudal ke Pangkalan Udara Suriah
(hsy/hsy)
