PortalMetroTV.biz adalah portal berita online yang menyajikan informasi terbaru dan terpercaya dari berbagai bidang, termasuk politik, kriminal, otomotif, olahraga, dan gaya hidup

“Diktator Bashar Al-Assad: Presiden berkat Bapak dan Hapus Batas Umur”

Rezim Presiden Suriah Bashar Al Assad akhirnya tumbang pada Minggu setelah pasukan pemberontak berhasil menguasai Ibu Kota Damaskus. Hal ini mengakhiri perang saudara brutal yang telah berlangsung hampir 13 tahun, menewaskan lebih dari 500.000 orang dan mengungsi sekitar 12 juta orang. Warga Suriah merayakan kejatuhan rezim Assad dengan nyanyian dan doa, sambil tembakan perayaan terdengar dari pasukan oposisi yang merayakan kemenangan mereka.

Bashar Al Assad, putra dari Presiden Suriah sebelumnya, Hafez Al Assad, mengambil alih kekuasaan setelah kematian ayahnya pada tahun 2000. Meskipun awalnya dianggap sebagai harapan reformasi, pemerintahan Assad lebih mirip dengan rezim otoriter ayahnya. Konflik mulai memanas pada tahun 2011 ketika warga Suriah turun ke jalan menuntut demokrasi dan kebebasan sipil, yang ditanggapi keras oleh rezim Assad.

Dukungan politik dan militer dari Rusia, Iran, dan Hizbullah memungkinkan Assad untuk bertahan dan merebut kembali wilayah yang direbut pemberontak. Namun, pemerintahannya terus dikecam karena pelanggaran hak asasi manusia, termasuk penggunaan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri. Meskipun terpilih kembali pada tahun 2021 dengan mayoritas suara, legitimasi pemerintahannya dipertanyakan oleh sejumlah negara dan kelompok hak asasi manusia.

Setelah berlangsung selama lebih dari 12 tahun, perang di Suriah menunjukkan tanda-tanda kemajuan bagi para pejuang oposisi yang berhasil menguasai beberapa kota besar dalam beberapa hari terakhir. Meskipun beberapa negara Arab mencoba untuk berdamai kembali dengan Assad, warga Suriah masih terjebak dalam kekacauan ekonomi dan krisis kemanusiaan.

Meskipun kekuasaannya telah berakhir, Bashal Al Assad akan selalu diingat sebagai presiden yang menghancurkan negaranya dan memaksa rakyatnya sendiri mengungsi. Kini, Suriah menghadapi masa depan yang belum pasti, di tengah upaya untuk membangun negara yang demokratis dan stabil setelah bertahun-tahun konflik yang menghancurkan.