Gempa besar dengan magnitudo 7,3 mengguncang negara Pasifik, Vanuatu, pada Selasa kemarin. Episentrum gempa terletak sekitar 30 km dari pantai Efate, pulau utama Vanuatu, pada kedalaman 57 km. Tsunami dengan gelombang setinggi satu meter dilaporkan terjadi di sejumlah garis pantai Vanuatu, sementara gelombang tsunami lebih kecil juga dirasakan di negara tetangga seperti Fiji, Kiribati, Kaledonia Baru, Kepulauan Solomon, dan Tuvalu.
Dampak gempa ini sangat signifikan terutama di ibu kota Port Vila. Gedung-gedung termasuk yang digunakan oleh kedutaan asing rusak parah, dengan lantai dasar beberapa bangunan beton empat lantai rata dengan tanah. Korban tewas dilaporkan terlihat di jalan-jalan kota. Banyak jembatan roboh dan rumah sakit rusak, memaksa penduduk untuk menempati tenda-tenda di luar untuk mendapatkan perawatan medis.
Pemerintah Indonesia sedang berupaya mencari informasi terkait warga negaranya yang berada di Vanuatu, namun terkendala oleh lumpuhnya jaringan telekomunikasi di Port Vila. Sementara Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia memberikan informasi bahwa gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia.
Situasi masih dalam proses penanganan darurat dengan sejumlah akses dan komunikasi yang terganggu. Maskapai penerbangan Australia dan regional lainnya mengalihkan atau menangguhkan penerbangan ke Vanuatu. Saat ini, bantuan dan upaya tanggap darurat masih terus dilakukan untuk mengatasi kerusakan dan memberikan perlindungan kepada korban bencana.