Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada November 2024 mengalami pertumbuhan tipis namun melambat. Total ULN Indonesia pada bulan tersebut mencapai US$ 424,1 miliar, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 5,4%. Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa pertumbuhan ini lebih rendah dari bulan sebelumnya, Oktober 2024, yang mencapai 7,7%. Faktor yang mempengaruhi perlambatan pertumbuhan ULN adalah sektor publik dan ULN swasta yang mengalami penurunan.
BI juga mencatat bahwa ULN pemerintah tumbuh lebih rendah pada bulan tersebut, yaitu 5,4% (yoy) lebih rendah dari bulan sebelumnya, 8,6% (yoy). Denny menyatakan bahwa pertumbuhan ULN dipengaruhi oleh aliran modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional dan penarikan pinjaman luar negeri untuk mendukung program dan proyek pemerintah.
Selain itu, ULN pemerintah dikelola secara kredibel dan akuntabel untuk pembiayaan belanja prioritas dalam beberapa sektor seperti Kesehatan, Pendidikan, dan Konstruksi. ULN swasta juga mengalami penurunan, terutama pada ULN perusahaan bukan lembaga keuangan yang mencatat kontraksi 1,7%.
BI memastikan struktur ULN Indonesia tetap sehat dengan rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 30,5%. Bank Indonesia dan Pemerintah terus bekerja sama untuk memantau perkembangan ULN dan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian. Tujuan utama dari ULN adalah untuk mendukung pembiayaan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.