Marc Marquez menampilkan performa dominan di Buriram, menunjukkan kemampuan luar biasanya sebagai pembalap dan dengan motor Ducati-nya. Kemenangan balapan pembukaan musim di Thailand membuatnya disebut sebagai yang paling luar biasa dan dapat diandalkan, seperti saat ia memenangkan 10 balapan pertama dalam kalender pada tahun 2014, rekor kemenangan beruntun terbaik di era MotoGP. Meskipun tantangan untuk menyamai pencapaian ini sulit, balapan berikutnya di Termas de Rio Hondo dan Austin, yang merupakan sirkuit favoritnya, memungkinkan Marquez untuk meraih tiga kemenangan beruntun, menunjukkan dominasinya sebagai juara enam kali MotoGP.
Dalam balapan di Buriram, Marquez juga meraih pole position dan lap tercepat, mengirim pesan yang jelas kepada saingan terutamanya, Francesco Bagnaia, bahwa ia masih merupakan pembalap yang perlu diwaspadai. Meskipun hambatan tekanan ban depan membuatnya memberi jalan kepada saudaranya Alex, Marquez mampu memulihkan performa dan melewati saudaranya dengan cepat. Kinerja gemilang ini membuat tim Ducati tercengang, terutama bagi manajer tim Davide Tardozzi yang harus memastikan keseimbangan antara kedua pembalapnya.
Teknisi lintasan Marquez, Marco Rigamonti, juga terkejut dengan potensi yang ditunjukkan Marquez dengan motor Ducati-nya. Dengan pelajaran yang dipetik dari balapan di Buriram, Rigamonti dan tim Ducati akan lebih memperhitungkan strategi untuk menghadapi Marquez di masa yang akan datang. Melalui transformasi diri setelah cedera berat pada 2020, Marquez muncul sebagai versi yang lebih matang dan berbahaya, membuatnya menjadi ancaman yang lebih besar bagi para pesaingnya di lintasan MotoGP. Dengan penampilan yang kuat di awal musim, Marquez membuktikan bahwa ia adalah satu dari pembalap paling menantang di MotoGP saat ini.
