PortalMetroTV.biz adalah portal berita online yang menyajikan informasi terbaru dan terpercaya dari berbagai bidang, termasuk politik, kriminal, otomotif, olahraga, dan gaya hidup
Berita  

Konflik Terbaru antara Trump dan Dua Negara.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan untuk memberlakukan tarif baru pada tanggal 2 April lalu, dengan mengenakan tarif dasar sebesar 10% kepada seluruh negara yang melakukan impor ke AS. Selain itu, ia juga menerapkan tarif tambahan yang lebih tinggi kepada negara-negara yang dianggap tidak adil dalam perlakuan impor terhadap AS. Keputusan ini merupakan bagian dari strategi tarif timbal balik yang telah digaungkan oleh Trump sejak bulan Februari lalu, dimana tarif dasar akan diberlakukan pada tanggal 5 April dan tarif tambahan mulai berlaku pada tanggal 9 April.

Indonesia juga turut terkena dampak dari kebijakan tarif baru Trump, dengan dikenakan tarif sebesar 32%. Reaksi dari dunia pun mulai bermunculan, terutama dari dua negara yang langsung memberikan sinyal balasan terhadap tindakan Trump. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengecam kebijakan tarif baru yang dianggap “brutal dan tidak berdasar” terhadap Eropa dan dunia secara keseluruhan. Beliau bahkan menyuarakan penangguhan investasi di AS sebagai bentuk protes atas kebijakan tersebut.

Tak ketinggalan, Kanada juga memberikan respons langsung terhadap tindakan Trump dengan memberlakukan tarif sebesar 25% terhadap puluhan ribu kendaraan yang diimpor dari AS. Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, mengumumkan kebijakan tarif baru ini sebagai respons terhadap kebijakan Trump yang dinilai merugikan.

Perang tarif yang digulirkan oleh Trump ini pun menimbulkan ketidakpastian dan tantangan bagi berbagai negara di seluruh dunia. Respons yang diberikan oleh Prancis dan Kanada menjadi gambaran bahwa kebijakan ekonomi yang dilancarkan oleh AS dapat memiliki dampak yang luas dan merugikan bagi negara lainnya. Ini juga menunjukkan bahwa ketegangan perdagangan global semakin meningkat akibat keputusan unilateral yang diambil oleh AS dalam konteks ekonomi global.

Source link