Di Suzuka, Christian Horner merayakan penampilan luar biasa dari Max Verstappen. Pada saat yang sama, prinsipal Red Bull itu memberikan penghormatan kepada pekerjaan yang dilakukan oleh para insinyur tim setelah situasi yang berbuah bencana di akhir dua sesi latihan bebas Jumat (4/4/2025).
“Kami benar-benar membalikkan mobil,” komentar Horner, sebuah pekerjaan panjang yang dimulai pada sore hari di Jepang dan berakhir di tengah malam di Milton Keynes. Pekerjaan di simulator terbukti sangat penting, dan ada cerita yang menarik terkait mereka yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk menguji perubahan set-up di dunia maya.
Selama dua musim terakhir, Red Bull memasukkan Rudy Van Buren ke dalam kelompok pembalap yang bergantian menggunakan simulator. Sebuah nama yang hampir tidak dikenal di kalangan pembalap muda yang biasanya mengikuti kegiatan tim di Milton Keynes. Pembalap ‘tak dikenal’ ini memang tidak muncul dalam kategori yang terkait dengan Formula 1 dan lahir pada 1992, tapi dia memberikan OK terakhir pada setelan yang dipasang di mobil Verstappen dan Yuki Tsunoda pada Sabtu pagi, Fakta yang membuat rasa penasaran terhadap sosoknya kian besar.
Van Buren memiliki pengalaman di dunia karting yang tidak memungkinkannya untuk menemukan peluang besar. Ia terjun ke dunia balap virtual sejak 2007 dan seterusnya. Sebagai pelopor di sektor ini, ia telah berkembang dari tahun ke tahun menjadi salah satu referensi pada bidangnya di level internasional. Pria 33 tahun itu bergabung dengan tim e-Sport Verstappen, Redline, beberapa tahun silam. Di akhir pekan, ketika Max berkompetisi dalam balapan ketahanan virtual yang diselenggarakan oleh iRacing, Rudy adalah salah satu rekan setimnya. Juara F1 empat kali tersebut adalah salah satu dari mereka yang mendorong pencalonan dirinya sebagai pembalap simulator di Red Bull, baik untuk pengembangan perangkat lunak maupun pekerjaan penyetelan selama akhir pekan balapan.
Keyakinan Max pada rekan senegaranya dan rekan setimnya dalam balapan virtual sangat tinggi. Van Buren telah memenangi beberapa kejuaraan e-Sport dunia, termasuk kompetisi yang diselenggarakan oleh McLaren (dengan hadiah pengalaman menggunakan simulator F1 tim Woking) yang diikuti oleh 30.000 kandidat. Ketenarannya di dunia balap virtual juga membuatnya diundang untuk berpartisipasi dalam kompetisi nyata, seperti Race of Champions 2018, Porsche Carrera Cup Deutschland, dan Porsche Supercup.