Harga gaun pernikahan di Amerika Serikat tiba-tiba melonjak tinggi karena dampak dari tarif dagang yang dikenakan oleh Presiden AS Donald Trump kepada China sebesar 145%. Denise Buzy-Pucheu, pemilik The Persnickety Bride di Newton, AS, telah memberitahu pelanggannya tentang kenaikan harga gaun pernikahan sebagai akibat dari tarif impor yang tinggi dari China. Hal ini juga berlaku untuk bahan-bahan lain seperti kain, kancing, dan ritsleting yang biasanya berasal dari Asia.
Penjahit yang terampil sulit ditemukan di AS, dan produksi gaun pengantin di luar negeri telah membuat harga gaun yang terjangkau bagi banyak masyarakat di Amerika. Namun, dengan tarif impor yang tinggi, bisnis kecil di AS yang mengandalkan rantai pasokan global untuk gaun pernikahan mereka mengalami kerugian yang signifikan. National Bridal Retailers Association (NBRA) melaporkan bahwa sekitar 90% gaun pengantin diproduksi di China, membuat industri perlengkapan pernikahan di AS sangat rentan terhadap tarif.
Beberapa pemain industri besar, termasuk Stephen Lang dari Mon Cheri, telah mengalami dampak negatif dari tarif Trump. Lang khawatir bisnisnya dan toko-toko yang menjual gaun-gaunnya akan gulung tikar akibat kenaikan harga dan persaingan online yang semakin ketat. Tarif yang dikenakan juga telah mengakibatkan kenaikan harga gaun di toko-toko kecil seperti milik Sandra Gonzalez di California.
Bahkan, perusahaan besar seperti David’s Bridal telah berupaya untuk memindahkan produksinya dari China ke negara lain dalam upaya mengurangi dampak tarif. Diharapkan bahwa langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi kenaikan harga bagi pelanggan. Namun, jika situasi terus berlanjut, maka toko-toko kecil dan bisnis gaun pengantin di AS akan terus menghadapi tekanan finansial yang signifikan. Menariknya, seorang pengantin wanita di AS rata-rata menghabiskan ribuan dolar untuk gaun pernikahannya, menunjukkan betapa pentingnya industri gaun pengantin bagi ekonomi Amerika Serikat.