Berita  

Exploring Potential Giant Salt Farm in Indonesia Near Australian Waters

Perjalanan menuju Pulau Rote dimulai sejak dini hari, dengan penerbangan mata merah dari Bandara Soekarno-Hatta ke Kupang, ibu kota Nusa Tenggara Timur. Pelancong harus melewati perjalanan darat dan laut sebelum tiba di Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) yang sedang dibangun di atas lahan seluas 1.193 hektare di Rote Ndao. Proyek garam raksasa ini bertujuan untuk mendukung swasembada garam Indonesia pada tahun 2027.

Rote Ndao, pulau terluar dan paling selatan di Indonesia, dipilih sebagai lokasi pusat produksi garam nasional. K-SIGN dibangun di atas total lahan 13.869 hektare, yang terbagi menjadi 10 zona berdasarkan topografi dan wilayah. Tahap pembangunan proyek ini dibagi menjadi tiga bagian, dengan tahap pertama yang diharapkan selesai pada akhir 2025.

Lokasi tambak garam raksasa di Rote Ndao ditempatkan di antara dua teluk, yang akan menjadi basis produksi garam nasional. Kawasan ini juga diharapkan akan menjadi model rantai pasok industri garam yang melibatkan kemitraan petambak garam dan dukungan pembiayaan pemerintah senilai Rp2 triliun.

Proyek ini tidak hanya berfokus pada produksi garam, namun juga menjanjikan kemandirian industri dalam negeri. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memastikan bahwa garam hasil produksi K-SIGN akan memiliki kualitas setara dengan garam asal Australia. Demi keberlanjutan industri, pemerintah telah menggandeng PT Garam sebagai mitra strategis dalam menggerakkan industri garam nasional di Rote Ndao.

Dengan langkah-langkah konkret ini, swasembada garam pada tahun 2027 nampaknya bukan mimpi belaka. Proyek ini sedang berlangsung dengan harapan besar untuk memajukan Indonesia sebagai produsen garam industri kelas dunia.

Source link