Pemerintah Indonesia dan negara-negara anggota Uni Ekonomi Eurasia secara resmi mengumumkan penyelesaian perundingan terkait kesepakatan perdagangan bebas I-EAEU FTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan Komisi Uni Ekonomi Eurasia Andrey Slepnev bertemu di sela-sela kegiatan the 28th St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF 2025) untuk membahas perjanjian tersebut. Pertemuan tersebut diharapkan dapat mempercepat proses penandatanganan perjanjian pada tahun ini.
Kesepakatan ini menandai dimulainya kerja sama ekonomi antara Indonesia dan negara-negara anggota EAEU seperti Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Rusia. Setelah menyelesaikan semua tahapan proses yang diperlukan, perjanjian akan segera diratifikasi dan difinalisasi untuk pemberlakuan yang lebih cepat. Perjanjian ini diharapkan membuka peluang baru bagi Indonesia dalam ekspor komoditas unggulan seperti CPO, kopra, kopi, karet alam, dan mentega kakao, serta peningkatan impor komoditas strategis dari EAEU.
Dengan populasi total lebih dari 460 juta jiwa antara Indonesia dan EAEU, perjanjian ini diharapkan dapat memperluas akses pasar, memperlancar logistik, dan meningkatkan investasi antara kedua belah pihak. Perundingan ini dipimpin oleh Tim Perunding Indonesia yang berusaha untuk diversifikasi pasar ekspor Indonesia ke kawasan non-tradisional seperti wilayah Eurasia. Studi kelayakan bersama menunjukkan bahwa implementasi perjanjian dapat mendorong ekspor Indonesia, khususnya di sektor pertanian dan manufaktur berbasis sumber daya.
Perdagangan antara Indonesia dan EAEU telah meningkat signifikan, dengan nilai mencapai US$1,57 miliar pada Januari hingga Maret 2025. Selain perdagangan, kesempatan investasi dari negara-negara EAEU di sektor industri, transportasi, logistik, pertambangan, dan pertanian juga terbuka lebar bagi Indonesia. Melalui perjanjian perdagangan ini, Indonesia dapat menjadi pintu gerbang akses logistik ke Asia Tenggara, sementara EAEU bisa menjadi jalur masuk bagi komoditas unggulan Indonesia ke pasar Eropa Timur dan Asia Tengah.