Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, cenderung lebih memilih chatting daripada melakukan panggilan telepon. Hal ini terlihat dari aktivitas komunikasi sehari-hari yang semakin sering dilakukan melalui platform digital. Beberapa survei dan kajian terbaru mengungkap alasan di balik perilaku ini. Faktor-faktor seperti efisiensi waktu, kenyamanan dalam menyampaikan pesan, dan juga keinginan menjaga privasi menjadi pertimbangan utama yang membuat chatting lebih diminati daripada berbicara langsung lewat telepon.
Generasi Z tumbuh dalam era digital di mana pesan instan menjadi hal yang umum. Mereka lebih suka menggunakan platform-chatting berbasis teks seperti WhatsApp, Telegram, dan DM Instagram. Hal ini memungkinkan mereka untuk menyusun pesannya dengan lebih baik, menggunakan emoji, dan menghindari kesalahan dalam komunikasi. Selain itu, chatting dianggap lebih mendukung kenyamanan dan kendali mereka dibandingkan dengan panggilan telepon yang dirasa terlalu mendesak dan menegangkan.
Telepon juga memicu kecemasan bagi Generasi Z, mulai dari takut salah ucap, canggung dengan jeda hening, hingga khawatir mengganggu orang lain. Bunyi dering telepon dianggap mengganggu aktivitas multitasking mereka. Oleh karena itu, mereka lebih memilih komunikasi yang bisa diatur balasannya sesuai waktu dan kenyamanan mereka. Dalam pandangan sebagian besar Generasi Z, chatting lebih fleksibel, efisien, dan dapat mengekspresikan diri tanpa basa-basi.
Survei di Inggris menunjukkan bahwa satu dari empat responden usia 18 hingga 34 tahun tidak pernah menjawab telepon karena lebih nyaman dengan pesan teks. Bahkan, lebih dari setengah responden menganggap panggilan tiba-tiba sebagai pertanda buruk. Meskipun chatting memudahkan komunikasi, ada kekurangan yang harus diatasi, misalnya miskomunikasi karena kurangnya nada suara atau konotasi verbal.
Tips untuk menyesuaikan gaya komunikasi antara lain menggunakan chat untuk hal-hal ringan, logistik, atau sekadar menyambung komunikasi. Sedangkan untuk bahasan yang membutuhkan kejelasan emosional, cepat tanggap, atau sensitif, lebih baik menggunakan panggilan telepon. Dengan demikian, fenomena ini bukan tanda ketidaksopanan, melainkan bentuk adaptasi dan kehati-hatian dalam berkomunikasi. Hal ini menghargai preferensi Generasi Z dalam berinteraksi secara nyaman.