Yurike Sanger, istri ketujuh Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, kembali menjadi perhatian publik setelah kabar duka datang dari Amerika Serikat bulan lalu. Perempuan keturunan Jerman-Manado tersebut meninggal dunia setelah berjuang melawan penyakit kanker payudara. Kepergian Yurike menandai akhir perjalanan hidupnya bersama sang Proklamator dan memicu pertanyaan tentang lokasi pemakamannya.
Setelah tiba di Tanah Air, jenazah Yurike langsung dibawa ke Rumah Duka Sentosa RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, untuk disemayamkan dan menjalani prosesi ibadah penghiburan. Prosesi tersebut mencakup ibadah tutup peti yang dilakukan pada pagi hari, dihadiri oleh keluarga dan kerabat terdekat almarhumah.
Jenazah Yurike kemudian dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, dengan prosesi keagamaan Kristen, diiringi doa dan nyanyian rohani. Pemakaman dilakukan dengan sederhana namun penuh penghormatan di area perjuangan kemerdekaan, tempat peristirahatan terakhirnya dekat dengan makam beberapa tokoh nasional.
Yurike Sanger dikenal sebagai sosok yang rendah hati, penyayang, dan jarang tampil di publik setelah berpisah dengan Soekarno. Meskipun kehidupannya bersama sang Proklamator singkat, kisah cinta mereka tetap menjadi bagian penting dari sejarah bangsa. Dengan dimakamkannya Yurike di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, publik diingatkan akan perjalanan panjang sang Presiden dalam urusan cinta dan kehidupan pribadinya.










