Program hilirisasi nikel yang dicanangkan oleh pemerintah telah memberikan dampak yang signifikan bagi ekonomi nasional. Pendapatan negara dari sektor ini melonjak drastis menjadi 10 kali lipat atau diperkirakan mencapai US$ 30 miliar pada tahun 2024. Hal ini jauh lebih tinggi dibanding dengan pendapatan sebelum program hilirisasi diterapkan, yang hanya sekitar US$ 3 miliar. Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Todotua Pasaribu, menjelaskan bahwa keberhasilan program hilirisasi telah meningkatkan nilai tambah dalam negeri dan memperkuat industri nasional.
Dalam acara Pertamina Investor Day, Todotua menyatakan bahwa strategi hilirisasi tidak hanya berlaku untuk sektor mineral, tetapi juga untuk sektor lain seperti minyak dan gas, kehutanan, perkebunan, dan industri petrokimia. Sebagai contoh, sektor minyak dan gas menjadi tulang punggung dalam pengembangan industri turunan seperti petrokimia, pupuk, dan biofuel, yang kini sudah mencapai tahap implementasi seperti pada campuran B40. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah memiliki visi yang jelas dalam memaksimalkan potensi industri dalam negeri dan meningkatkan kemandirian ekonomi.