Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan penyebab pelemahan rupiah hingga mencapai posisi Rp 16.000 terhadap dolar AS. Pada Rabu (18/12/2024), rupiah melemah 0,28% menjadi Rp 16,105/US$, merupakan level terendah dalam empat bulan terakhir. Perry menyebut bahwa kondisi ketidakpastian global yang semakin tinggi menjadi penyebab utama pelemahan nilai tukar rupiah. Faktor lain seperti kebijakan AS, penurunan FFR, penguatan dolar AS, dan geopolitik juga turut memengaruhi. Meskipun demikian, Perry menilai pelemahan rupiah masih terkendali, dengan rupiah masih lebih baik daripada beberapa mata uang negara sebanding. BI diharapkan dapat menjaga stabilitas rupiah ke depan dengan imbal hasil menarik, inflasi rendah, dan pertumbuhan ekonomi yang baik. Selain itu, tekanan pada rupiah juga dipengaruhi oleh sentimen negatif pasar keuangan terhadap kasus dugaan korupsi di Bank Indonesia. KPK telah menggeledah kantor BI terkait kasus CSR, yang turut mempengaruhi nilai tukar rupiah. Perry menegaskan bahwa BI akan terus merespons sentimen negatif tersebut dengan langkah-langkah stabilisasi rupiah, termasuk intervensi melalui operasi moneter. Demikianlah informasi terkait pelemahan rupiah yang disampaikan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo.
“Dolar Kembali Perkasa: Bos BI Blak-Blakan”

Read Also
Recommendation for You

Erick Thohir dilantik Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, yang menarik perhatian publik…

Timnas Futsal Indonesia akan menghadapi tantangan dari tiga negara Belanda, Latvia, dan Tanzania pada turnamen…

Presiden Prabowo Subianto telah melakukan reshuffle Kabinet Merah Putih dengan mengganti sejumlah menteri di lima…
Olahraga bukan sekadar aktivitas fisik semata. Setiap tetes keringat mencerminkan semangat, disiplin, dan kerja keras…